Sisi Lain

Rebutan Mimbar

Pada sesi penghujung acara seminar bertemakan kewirausahaan yang digelar Al-Mizan,  tiba-tiba salah seorang santri Al-Mizan, Sidik namanya, dari balik pintu ruangan pertemuan memberi isyarat. Kebetulan hari itu adalah hari Jumat.

“Pak setengah jam lagi Jumatan mulai!”, Ucapan itu cukup terdengar walaupun kurang jelas. “sebentar lagi dik”, jawabku seorang panitia. Sidik pun tampak berlalu meninggalkan ruangan seminar.

Tapi, tidak berselang lama, terlihat Sidik kembali lagi. Kali ini ia terlihat tergesa-gesa dengan wajah sedikit cemas. Ia pun menunjuk ke arah depan di mana para narasumber berada, termasuk Kyai Maman.

“Itu Abah H. Kosim nanyain pak”. Kata Sidik.

“Dik yang khutbah tolong gantiin dulu, siapa saja. Maaf, Kyai Maman gak bisa, lagi jadi narasumber sepuluh menit lagi”, Jawab panitia spontan.

Sidik tampak makin terlihat tegang sambil menjawab: “Bukan soal itu pak, kalau khotib sudah siap, ada yang mau gantiin. Itu Abah kehilangan mimbar mesjid, dia nanyain”.

Masya Allah bilang dong dari tadi !. Saya pun bergegas mengambil mimbar yang terletak di samping meja narasumber.

“Maaf, mau dipakai khotbah dulu a!”, kata panitia tersebut kepada Kyai Maman, sambil berlalu menenteng mimbar tanpa memperdulikan tatapan heran orang-orang yang hadir memenuhi ruangan seminar itu !. [ ].

(HoKI : Humor Kyai dan Santri Al-Mizan)

Related Posts