JAKARTA – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menggelar Summit Jurnal Ulumul Quran di Auditorium Wisma Mandiri, Jakarta, Jumat (29/3). Acara yang bertajuk Membangun Peradaban Masyarakat Madani ini menghadirkan sejumlah cendekiawan muslim termasuk Ketua Umum ICMI Prof Arif Satria dan Sekjen ICMI Dr Andi Yuliani Paris.
Summit Jurnal ini juga diselenggarakan bertepatan dengan momentum peringatan Nuzulul Quran sebagai puncak rangkaian agenda Ramadhan ICMI pada tahun 2024 M/1445 H.
Dalam sambutannya, menurut Prof Arif Satria, untuk membangun Peradaban Masyarakat Madani, yang diperlukan adalah dengan membangun manusianya. Salah satu aspeknya yakni meningkatkan kualitas kerja, sementara yang kedua yakni dengan saling memberi inspirasi serta kolaborasi.
“Kualitas kerja adalah orientasi bagi seorang yang beriman. Hal ini tercermin dari melekatnya dua kata yaitu beriman dan beramal soleh dalam sejumlah ayat. Ini adalah konsekuensi dari dalil bahwa dunia adalah jembatan menuju akhirat. Orang menuju akhirat perlu kehidupan yang baik di dunia. Kehidupan yang baik di dunia memerlukan kualitas kerja yang baik pula. Kualitas kerja yang baik adalah hasil pemanfaatan waktu yang baik pula,” kata Prof Arif yang juga merupakan Rektor IPB itu.
Sementara itu, KH Maman Imanulhaq sebagai salah satu narasumber sesi ke-3 panel diskusi dalam paparannya menjelaskan bagaimana paradigma pembangunan peradaban. Katanya, pembangunan peradaban madani tidak bisa dilakukan oleh satu entitas saja, melainkan perlu dikerjakan secara holistik dari berbagai sektor.
“Peradaban madani tidak bisa dibangun dengan membebankan tanggung jawab kepada para cendekianya saja atau kepada pemerintah saja. Namun peradaban itu dibangun dengan niat bersama, kesadaran bersama untuk saling memberikan dorongan positif,” kata Kiai Maman Imanulhaq menjelaskan.
Anggota Komisi VIII DPR RI itu pun memberikan pandangannya mengenai tantangan dan hambatan dalam pola pembangunan pendidikan Islam di Indonesia. Menurutnya, sektor pendidikan Islam membutuhkan banyak dukungan agar cepat tumbuh dan menghasilkan generasi unggul. Apalagi disparitas anggaran antara pendidikan umum dengan pendidikan Islam cukup signifikan, hal itu terpotret dari porsi anggaran di APBN yang jomplang sebelah.
Terakhir, Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi itu memaparkan pengelolaan haji yang selama ini dijalankan pemerintah bersama DPR RI. Pengelolaan ibadah haji, kata Kiai Maman juga menjadi parameter tingkat peradaban suatu bangsa. Dengan berbagai tantangannya, proses bisnis ibadah haji yang berhasil menandakan peradaban yang maju.
Terakhir, Kiai Maman tak lupa mengapresiasi segenap unsur yang terlibat dalam menjalankan seluruh rangkaian kegiatan Ramadhan bersama ICMI pada tahun 2024 ini. ICMI, imbuh Kiai Maman, akan selalu berkontribusi dalam membangung peradaban umat baik di Indonesia maupun dunia.
Dalam kesempatan itu ICMI melalui Majelis Pemberdayaan Pesantren dan Masjid (MPPM) juga mengumumkan 10 masjid penerima Nabawi Award tahun 2024 ini. Kesepuluh masjid itu dianggap sukses menjadi pusat geliat ekonomi keumatan dan memenuhi kriteria penilaian lainnya seperti idaroh (manajemen masjid), imaroh (program kerja DKM), dan riayah (bentuk fisik masjid).
Berikut daftar 10 masjid penerima Nabawi Award tahun 2024:
1. Masjid Baitur Rahman komplek DPR
2. Masjid Darul Hikam Bandung
3. Masjid Al Markas Al Islami, Makassar
4. Masjid Batu Giok Aceh
5. Masjid Raya Alfalah Sragen
6. Masjid Nasional Al-Akbar
7. Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang.
8. Masjid Attawun, Puncak, Bogor
9. Masjid Agung Baing Yusuf, Purwakarta
10. Masjid Namira di Lamongan.